Monday, August 7, 2017

Beginilah Sejarah Nasi Pecel

Sobat Mastawan kali admin mau berbagi info makanan dari daerah saya madiun. tentunya makanan saya di setiap pagi. Langsung saja ya...  😂

Hmm siapa yang ga kenal dengan makanan yang satu ini, sambal kacang nya merupakan yang paling utama dari makanan ini. Sampai hari ini saya juga belum tahu asal usul nasi pecel ini, menurut referensi yang saya baca nasi pecel ini sudah ada sejak jaman penjajahan belanda dulu. Di Indonesia sendiri nasi pecel tersebar di beberapa kota, ada nasi pecel Madiun, nasi pecel Magetan, nasi pecel malang, blitar, banyumas, kediri dll.Namun saya belum tahu sego pecel ini makanan khas dari daerah mana, ada yang tau? bahkan di daerah kudus ada pecel yang juga sangat khas pecel pakis…nah lo..bisa dibilang  mungkin sejak kerajaan Mataram Islam nasi pecel sudah menjadi makanan sehari-hari.

Beginilah Sejarah Nasi Pecel

Saya pernah dengar cerita bahwa nasi pecel itu asli dari magetan, namun ternyata madiun sendiri ternyata sudah punya label yang sudah terkenal yaitu nasi pecel madiun. Dulu di alun-alun madiun juga pernah pemecahan rekor muri membuat nasi pecel yang di pincuk (dengan daun pisan) sejumlah ribuan dan dimakan bersama-sama oleh ribuan orang. Saya lupa kapan tepatnya acara tersebut. Ah entahlah yang jelas sego pecel pakai nasi pecel itu adalah termasuk makanan khas Indonesia.

Makanan ini sudah ada semenjak masa penjajahan Belanda.Buktinya, di Suriname, wilayah bekas jajahan Belanda juga terdapat pecel, meskipun ada perbedaan rasa di bumbu dan isinya, karena mengikuti selera dan keadaan di sana (Suriname). Di negeri Belanda di pasar Albequeque, juga di restoran-retoran Indonesia di Amsterdam. Memang tidak susah mencari masakan atau makanan Jawa di Suriname. Masuk saja ke sembarang ”waroeng”— sebutan untuk tempat makan di Suriname. Dan kita akan menemukan menu seperti pitjel atawa pecel, nasi goreng dan bakmie goreng, saoto, sate pitik (ayam), sampai minuman dawet alias cendol.”Tiyang cemeng nggih jajan pitjel wonten mriki. Nggih remen kok—orang kulit hitam juga makan pecel di sini. Suka juga kok,” kata Markati (62), pemilik Waroeng Toeti di Tamanredjo, daerah setingkat kecamatan di Distrik Commewijne, Suriname. Rombongan delegasi Kebudayaan Indonesia yang datang ke Suriname pada akhir September lalu penasaran dengan rasa pitjel ”van” Suriname itu. Mereka mampir ke Waroeng Toeti dan rupanya rasanya sami mawon.

Unsur pitjel tak beda dengan pecel yang banyak dijual di Indonesia, seperti bayam, taoge, dan kacang panjang plus lumuran sambal kacang.Markati yang pensiunan pekerja perkebunan kebun tebu Marienberg itu juga menyediakan saoto dan dawet. Waroeng Toeti juga menyediakan singkong rebus yang biasa disantap bersama ikan asin.Pecel biasanya terbuat dari rebusan sayuran berupa bayam, taoge, kacang panjang, kemangi, daun turi, krai (sejenis mentimun), atau sayuran lainnya yang dihidangkan dengan disiram sambal pecel. Konsep hidangan pecel mirip dengan hidangan salad. Keduanya sama-sama menggunakan sayuran segar sebagai bahan utama (body) dan menggunakan dressing. Perbedaannya adalah, jika kebanyakan salad menggunakan mayones sebagai dressing, maka pecel menggunakan sambal pecel. Makanan ini juga mirip dengan gado-gado, walau ada perbedaan dalam bahan-bahan yang digunakan.

Membicarakan pecel selalu gak pernah bisa lepas dari salad. Atau lebih tepatnya salad sayur. Pasti anda semua menyadari hal satu ini bukan? Bedanya salad sayur di luar negeri ga ada satupun bahkan saya berani menjamin ga ada satupun chef yang berani mencampur salad sayur dengan nasi! Hanya orang Indonesia yang berani. Indahnya Indonesia. Menurut pendapat saya sendiri ini adalah salad zaman penjajahan. Dimana ada orang yang ingin mengikuti penjajah -entah penjajah zaman portugis, inggris atau belanda- yang sedang makan salad, namun karena sulit mencari mayonaise di masa itu, sehingga orang tersebut menggantinya dengan bumbu kacang . Dan namanya juga orang indonesia, ga makan kalau ga pakai nasi. Jadilah pecel yang kita kenal hingga kini.

Rupanya pada masa kolonial Belanda, para pedagang asongan di stasiun kereta telah ada untuk mengais rejeki seperti ditunjukkan oleh foto koleksi KITLV. Di Stasiun Kereta Kedoe terlihat seorang ibu-ibu menjajakan makanan di dalam wadah tampah terbuat dari bambu yang disungggi dikepalanya. Yang kalau kita Jumpai sekarang di kereta ekonomi mereka adalah para penjual pecel yang melintasi dari gerbong satu ke gerbong lainnya dan akan menjajakan dagangannya kepada penumpang di gerbong kereta, sedangkan di gerbong yang belakang terlihat seorang ibu pedagang sedang menawarkan dagangan mereka berupa makanan kepada para penumpang. Dan terlihat pula penumpang tersebut mengambil makanan yang ditawarkan.

Bahan utama dari sambal pecel adalah kacang tanah sangrai dan cabai rawit yang dicampur dan ditumbuk dengan bahan lainnya seperti kencur, daun jeruk purut, bawang putih, asam jawa, gula merah, dan garam. Pecel sering juga dihidangkan dengan tempe goreng, rempeyek kacang, rempeyek ebi, rempeyek kedelai, atau lempeng beras. Selain itu pecel juga biasanya disajikan dengan nasi putih yang hangat ditambah daging ayam atau jeroan. Cara penyajian bisa dalam piring atau dalam daun pisang yang dilipat yang disebut pincuk. Rasa pecel yang pedas menjadi ciri khas dari masakan ini.
Variasi pecel menurut daerah

Malang
Pecel Malang menggunakan saus khas Jawa Timur memiliki cita rasa kuat dan pedas dengan tekstur bumbu kacang yang kasar. Biasanya nasi pecel Malang disajikan dengan nasi putih hangat ditambah dengam lauk tempe atau tahu serta rempeyek kacang dengan irisan daun jeruk.

Blitar
Sedikit berbeda dengan pecel khas Malang, tekstur bumbu kacang pecel Blitar lebih halus, sedikit lebih berminyak, dan bercita rasa manis dan gurih.

Banyumas
Di wilayah Banyumas, pecel sering pula diberi taburan (sayuran) beraroma khas sehingga meningkatkan nafsu makan, antara lain: biji-biji lamtoro atau irisan bunga kecombrang yang telah dikukus.

Tegal
Nama pecel punya arti berbeda di daerah Slawi, Tegal, Jawa Tengah. Pecel tidak disajikan dalam bentuk sayur-sayuran, melainkan berbentuk rujak. Pecel versi daerah Slawi terdiri dari buah-buahan segar seperti jambu, nanas, pepaya, dan mangga serta disiram dengan saus gula merah kental.

Kediri
Pecel Kediri lebih unik lagi karena biasanya aroma kencurnya agak kurang namun rasa cabai merahnya mantap sehingga lebih manis, gurih, dan pedas. Di Kediri biasanya sambal pecelnya disandingkan dengan sambal tumpang yang terbuat dari cabai dan tempe bosok (tempe kemarin walaupun tidak benar-benar busuk), santan, serta laos yang direbus. Sambal Kacang MURNI Pekalongan Lampung Timur, adalah sambal pecel rasa khas Kediri. Karena resepnya langsung dari Kota Kediri Jawa Timur yang dibawa oleh Ibu Sudarti yang merantau ke Lampung sejak tahun 1940-an.

Apa sih yang kurang dari Indonesia? Dari Kisah Legenda Kuliner Nusantara kita sudah mengetahui bahwa bangsa kita ini bangsa yang kaya. Mengapa kita tidak bangga? Mengapa kita lebih memilih makanan fast food atau makanan luar negeri lainnya? Makanan kita tidak kalah lezatnya kok

Nah demikian artikel dari saya tentang sejarah nasi pecel di daerah saya. Semoga bermanfaat untuk sobat Mastahwan. Terimakasih

7 comments

wah nasi pecel kayaknya asli madiun sobat

pecel, di daerah saya harga nasi pecel ini 3000ribuan mas

@MC - MITH CORP

Iya gan sekarang yang terkenal PECEL MADIUN

@Juara HP

Hahha sama masih sama gan di daerah saya juga 3ribuan mas

@Jovie Candra P

hahahah sama sobat heheh

> Silahkan komentar dengan sesuai dengan artikel
> Menggunakan kata yang sopan dan santun
> Tidak mengundang sara' ataupun merugikan orang lain
> dilarang share link aktif di komentar karna itu spam
EmoticonEmoticon